BANGKEP – Perusahaan pelaksana konstruksi jalan ruas Bangunemo – Sambulangan Kecamatan Bulagi Utara, Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep), CV. Aras Putra Kalbu telah mendatangkan material pengerjaan jalan penghubung Bangunemo – Sambungalan.
Material agregat seperti batu pecah, kerikil, dan pasir kini sedang dalam proses pembongkaran dan nantinya akan disebar ke titik lokasi kegiatan. “Setelah selesai proses pembongkaran barulah akan di mobilisasi ke lokasi kegiatan, materail yang tia saat ini sebanyak 5.000 kubik,” ungkap sumber terpercaya.
Tim tekhnis kepada media ini menyampaikan, material agregat tersebut digunakan untuk menghasilkan kwalitas campuran aspal sesuai dengan kerangka acuan kerja pekerjaan.
“Batu pecah ini akan digunakan sebagai bahan utama dalam konstruksi jalan untuk menciptakan lapisan dasar yang stabil. Kerikil digunakan untuk membentuk lapisan pondasi yang kuat dan stabil di atas lapisan dasar,” ungkap seorang tekhnis pengawas lapangan.

“Dengan mendatangkan material agregat tersebut, CV. Aras Putra Kalbu telah meningkat volume kemajuan pekerjaan rekonstruksi jalan dengan menggunakan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk menciptakan struktur jalan yang kokoh dan berkualitas,” ungkapnya lagi.
“Material agregat ini akan dipadatkan dan diratakan untuk membentuk lapisan-lapisan yang diperlukan dalam rekonstruksi jalan. Material agregat utama seperti batu pecah dan kerikil, dalam pekerjaan rekonstruksi ruas jalan ini didatangkan juga bahan pengisi seperti pasir halus atau abu batu (stone dust),” paparnya
Pasir halus kata dia, akan digunakan sebagai bahan pengisi untuk menciptakan lapisan permukaan yang lebih halus dan merata di atas lapisan kerikil atau batu pecah.
Penggunaan pasir halus sebagai bahan pengisi membantu dalam mencapai permukaan jalan yang lebih rata dan memberikan kestabilan tambahan pada struktur jalan.
Kata dia, penggunaan abu batu sebagai bahan pengisi dapat membantu dalam mencapai kepadatan yang lebih baik pada lapisan jalan dan juga membantu dalam meningkatkan stabilitas dan ketahanan jalan terhadap tekanan dan deformasi ruas jalan yang sedang dikerjaan.
CV. Aras Putra Kalbu tidak menggunakan material lokal pasir halus dari laut dalam pekerjaan konstruksi karena akan berdampak buruk, antara lain: Kandungan Garam yang lebih tinggi daripada pasir halus dari sungai.
Penggunaan Pasir Laut Sebabkan Korosi, Mengurangi Masa Pakai dan Kekuatan Struktural
Kandungan garam ini dapat menjadi masalah serius dalam pekerjaan konstruksi. Pasalnya, Garam dapat menyebabkan korosi yang dapat mengurangi masa pakai dan kekuatan struktural. Selain itu, garam juga dapat merusak lapisan pelindung pada permukaan jalan yang mengakibatkan kerusakan lebih cepat dan biaya pemeliharaan yang lebih tinggi.
“Pasir halus laut memiliki karakteristik fisik yang berbeda dengan pasir halus sungai. Pasir halus laut cenderung memiliki butiran yang lebih bulat dan kurang tajam, yang dapat mempengaruhi kekuatan mekanik material,” terangnya.
Kemampuan pasir halus laut untuk memberikan ikatan yang kuat dengan bahan pengikat seperti semen lebih rendah dibandingkan dengan pasir halus sungai. Hal ini dapat berdampak negatif pada kekuatan dan daya tahan struktur jalan yang menggunakan pasir halus laut sebagai bahan konstruksi.
Tidak Menggunakan Tanah Berkapur
Demikian juga alasan tidak menggunakan tanah berkapur (domato) tetapi menggunakan abu batu dalam pekerjaan ruas jalan ini karena abu batu memiliki sifat yang lebih tahan terhadap air dibandingkan dengan tanah berkapur. Tanah berkapur cenderung memiliki sifat yang lebih mudah terpengaruh oleh kelembaban dan air.
Jika material konstruksi jalan terdiri dari tanah berkapur yang tidak cukup tahan terhadap air, dapat terjadi penyerapan dan retensi air yang berlebihan, yang dapat menyebabkan penurunan stabilitas dan kualitas konstruksi jalan. “Ini dapat berdampak negatif pada daya dukung dan ketahanan struktur jalan,” ungkapnya
Sementara, abu batu memiliki kekuatan mekanik yang lebih baik daripada tanah berkapur. Tanah berkapur cenderung memiliki butiran yang lebih halus dan kurang kokoh dibandingkan dengan abu batu. Tanah kapur dapat mengakibatkan kelemahan struktural pada material konstruksi, terutama jika digunakan untuk lapisan struktural yang harus menahan beban berat.

Kekuatan mekanik yang rendah dari tanah berkapur dapat menyebabkan deformasi, kerusakan, atau retakan pada jalan.
Material yang didatangkan dari IUP (Ijin Usaha Pertambangan) yang sah, telah dilakukan tahapan pengambilan Sampel dan Uji Laboratorium. Pengujian yang dilakukan kata dia mencakup pengujian kualitas fisik, kandungan bahan kimia, kekuatan mekanik, atau parameter lain yang relevan sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah ditetapkan.
Berdasarkan keterangan di atas CV Aras Pulta Kalbu yakin material ini sudah sesuai dengan spesifikasi yang diatur oleh pemerintah daerah Banggai Kepulauan. Tentunya spesifikasi ini harus diberlakukan sama dengan pekerjaan jalan lainnya yang memang dipersyaratkan untuk menggunakan material bukan lokal.
Pengawas pekerjaan atau pemerintah daerah memiliki kekuatan untuk memberlakukan sanksi dan tindakan penegakan yang diperlukan. “Ini dapat mencakup pengenaan denda, penghentian sementara pekerjaan, atau penggantian material yang tidak memenuhi standar dengan yang sesuai,” pungkasnya. (AL)