Pemkab Banggai dan Universitas Tadulako Gelar Seminar Dampak Perubahan Iklim terhadap Produksi Padi

BANGGAI –  Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Kabupaten Banggai bersama Universitas Tadulako (Untad) menggelar seminar awal tentang dampak perubahan iklim terhadap produksi padi di Kabupaten Banggai, pada Jumat (24/10/2025).

Seminar dibuka oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Kabupaten Banggai, Nurdjalal, mewakili Bupati Amirudin, bertempat Ruang rapat Kantor Brida Banggai.

Nurdjalal dalam sambutan tertulis Bupati Amirudin menyatakan bahwa sektor pertanian, khususnya padi, masih menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat Banggai. Namun, sektor ini juga sangat rentan terhadap perubahan iklim. Oleh karena itu, kajian ini sangat strategis dan diharapkan hasilnya dapat memberikan kebijakan berbasis bukti untuk memperkuat arah kebijakan daerah dalam meningkatkan hasil produksi padi

Kerja sama antara Universitas Tadulako dan Pemerintah Kabupaten Banggai sangat penting dalam mengembangkan sistem pertanian adaptif terhadap iklim, pemanfaatan data ilmiah untuk perencanaan produksi pangan, dan penerapan inovasi teknologi pertanian yang ramah lingkungan.

Tim Riset Universitas Tadulako, Prof. Dr. Ir. Effendy, menyampaikan terima kasih kepada BRIDA Kabupaten Banggai atas kepercayaan yang diberikan dalam melakukan riset tentang dampak perubahan iklim terhadap produksi padi di Kabupaten Banggai.

Effendy menjelaskan bahwa perubahan iklim berdampak sangat berbahaya dan mempengaruhi hasil produksi padi. Menurutnya, para pakar tanaman padi 75% masih hidup di dalam rendaman air, sehingga iklim sangat menentukan produksi. Jika produksi dipengaruhi, maka ketahanan pangan juga akan dipengaruhi.

Sekretaris BRIDA Kabupaten Banggai, Muh. Ikhsan Budiono, mengatakan bahwa seminar awal ini merupakan tahap pertama dari rangkaian penelitian yang berlangsung selama dua bulan ke depan.

Hasil penelitian ini diharapkan tidak hanya memperkaya data lokal tetapi juga menjadi rekomendasi strategis bagi Pemerintah Daerah dalam merumuskan program pertanian berkelanjutan yang tangguh menghadapi perubahan iklim. Seminar tersebut di ikuti sekira 30 peserta dari akademisi Universitas Tompotika dan Universitas Muhammadiyah Luwuk, para camat serta penyuluh pertanian. **

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *