Dua Kecamatan di Banggai Catatkan Data Tertinggi Kasus HIV AIDS

BANGGAI – Kasus HIV AIDS di Kabupaten Banggai terus mengalami peningkatan bahkan kematian dalam kasus ini tergolong tinggi. Dari 24 kecamatan, semuanya memiliki kasus, tapi terdapat dua kecamatan tertinggi kasus HIV AIDS.

“Semua kecamatan sudah melaporkan ada kasus, dan tertinggi ada di Kecamatan Luwuk, ke dua di Kecamatan Luwuk Selatan,” ungkap Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Banggai, Rampia Laamiri, kepada CNADaily.Id, Rabu (20/8) malam.

Tahun 2024 tercatat 13 kasus yang mengalami kematian dan terbanyak di Kota Luwuk. Sementara di tahun ini, periode Januari sampai dengan Juli 2025 sebanyak 7 orang meninggal dunia.

Rampia menyebutkan, tujuh kasus yang meninggal dunia tersebut enam diantaranya akibat putus berobat sementara satu kasus disebabkan pola hidup sehat yang tidak diperhatikan.

Data itu kata Rampia, di peroleh dari layanan pencatatan HIV AIDS atau disebut Sistem Informasi HIV AIDS (SIHA). Di Kabupaten Banggai kata Rampia, terdapat dua layanan SIHA di RSUD Luwuk dan Puskesmas Simpong.

Jumlah kasus yang tercatat diperoleh dari orang yang datang berobat ke layanan, ada pula yang dilakukan survei, sehingga tidak menutup kemungkinan ada yang belum tercatat.

Beberapa tahun terakhir, pihaknya melakukan VCT (voluntary conseling and testing). VCT dengan menyasar tempat yang dianggap penting. Tes tersebut dilakukan pada populasi kunci maupun populasi rentan. Tes HIV dilakukan dengan menjaga kerahasiaannya.

Rampia tak menampik bahwa jumlah kasus HIV AIDS di Kabupaten Banggai melebihi dari angka yang tercatat. “Bisa jadi lebih, karena memang kasus ini seperti fenomena gunung es, satu yang ditemukan bisa jadi seratus kasus yang tidak terdeteksi dan ini teori WHO,” ungkap Rampia

“Kalau kita gunakan teori banyak yang tidak terdeteksi. Misalnya yang ditemukan satu orang akan di konseling oleh petugas kesehatan dengan siapa saja dia akan berhubungan intim. Nah, ini akan dicari semuanya. Syukurlah kalau yang bersangkutan mau jujur, kalau misalnya orang tersebut sempat berhubungan dengan 10 orang lantas yang dia sebut hanya 3 orang berarti ada 7 yang tidak terkomunikasikan, makanya teorinya seperti fenomena gunung es ini,” urai Rampia.

Tiga cara penularan HIV AIDS ini. Pertama, hubungan seksual, karena virus tersebut ada di cairan kelamin laki laki maupun perempuan.

Penularan kedua, melalui jarum suntik. Penularan ke tiga ibu ke anak, baik saat hamil, melahirkan, ataupun saat menyusui.

Gejala yang dirasakan oleh orang HIV adalah sering demam, diare, berat badan menurun kemudian timbul merah merah  di kulit kemudian disusul dengan sariawan. “Ini ada stadiumnya. stadium yang tinggi itu kalau dia sudah dengan TBC berat,” tutur Rampia. (AL)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *